Filosofi Rasa Kopi

sebenernya se saya bukan seorang yang maniak kopi (karena tidak tau maniak itu yang segimana) hehe. Saya pada mulanya membuat kopi hanya agar bisa tidur agak malam saja untuk menyelesaikan tugas-tugas atau “ngoprek” baik yang iseng maupun yang memang perlu. Ternyata lama kelamaan saya jadi mencoba berbagai macam kopi dan dari situ saya dapat membedakan “rasa kopi” yang bermacam-macam.

Dari berbagai macam kopi, ternyata tiap kopi mempunyai cita rasa dan aroma khas tersendiri. Dari daftar beberapa Merk kopi beberapa yang pernah saya cicipi adalah

secangkir+kopi2

– Kapal Api

– Torabika Kopi Susu

– Nescafe

– Kopi singa

– Kopi Lampung

Kopi Kapal api

Adalah kopi yang paling sering saya beli. Karena mungkin rasanya yang pas dengan selera saya ataukah saya merupakan orang yang konservatif, haha. Rasa dan aromanya khas dan cocok dengan selera saya. Untuk diseduh dengan mode “less sugar” pun kayaknya cocok juga karena pahitnya tidak menyengat.

Torabika Kopi susu

Kalo torabika yang original tidak pernah beli. Lebih sering beli torabika kopi susu atau kopi cream dalam sachet. Rasanya lumayan tidak mengecewakan, dan kayaknya yang paling saya sukai pada mode “mix coffee”. Namun untuk mode mix coffe ini saya paling sering mencoba-coba. Ada ABC, nescafe, dan juga merk2 lain.

Nescafe

Nescafe original dengan mode ” tanpa ampas” nya kadang-kadang kalau kebanyakan membuat kepala agak pusing. Karena itu saya jadi menghindari kopi jenis ini , walaupun rasanya lumayan dan praktis.

Kopi Singa

Kopi yang bungkusnya menarik seperti ” batik” hehe. Saya waktu itu iseng saja mencoba membeli, namun rasanya biasa-biasa saja. tidak ada yang istimewa

Kopi Lampung

Kopi yang kemaren dulu saya iseng beli di supermarket dan sampai sekarang masih (karena tidak pernah saya seduh). Rasanya aneh antara campuran pahit dan kecut yang menyengat.

selain kopi yang disebutkan diatas sebenernya masih banyak lagi yang pernah saya rasakan misalkan kopi buatan nenek, bulik atau tetangga yang khas berampas dan dicampur potongan kelapa pada saat penggosongannya.

Btw, dari berbagai macam kopi diatas saya berfikir bahwa citarasa yang khas mungkin merupakan ragam yang terbentuk karena daerah asal dan citarasa masing-masing merk. Rasa yang unik mungkin disatu orang akan disukai namun sebagian lain kurang suka. seperti itu mungkin….

citarasa boleh berbeda…yang penting tetap satu bangsa’ 😀

3 Comments to “Filosofi Rasa Kopi”

  1. Coba deh cari Kopi cap Kupu-kupu dunianya dari Bali. Enak tuh.

    Kalau tidak suka yang kecut-kecut, hindari minum mandheling.

    Kabarnya Kopi Timtim juga enak loh. Tapi saya belum pernah coba

    EM

    wahh..pecinta kopi juga ya ternyata 😀
    nanti kalau ada kesempatan jalan jalan boleh juga nyobain kopi di tiap daerah’
    hmmm…pasti menyenangkan

  2. kopi aroma di jalan banceuy
    edanlah
    ga ada tandingannya
    starbucks aja lewat!!!!!! sumpah!!!

    aku pernah coba kok biasa aja se nif??
    yang tipe apa yg spesial??

  3. Setuju utk rasanya si Singa.
    Coba kopi AAA jambi.. menurut gw rasanya kece, Kopi lampung yang dijual di minimarket rasanya biasanya kurang nendang. kalau mau kopi lampung yg enak menurut gw sih Kopi WC di Kalianda,Lampung

Leave a comment