Archive for October, 2008

October 27, 2008

cHAOS sYnDRoMe??

Kadang saya ketika berada pada waktu idle, jadi bingung sendiri. Yahh..bingung terhadap sesuatu yang pengen saya lakuin. Bukan karena gak ada kerjaan namun lebih karena saya terlalu banyak rencana dan keinginan.haha…

setidaknya tidak “gak punya kerjaan” khan’…hehe

nahh..setelah sesuatu yang sudah saya agendakan itu ada pada jadwalnya, kadang saya tidak bisa mengontrol diri saya untuk tidak beralih mengerjakan hal lain yang tidak pada waktunya. Seolah saya harus menemukan “mood” nya dulu untuk ngerjain suatu topik itu. Dan terkadang saking bingungnya saya juga jadi bingung sendiri (bahasa mana ini) sehingga gak ngerjain apa-apa malah Cuma nonton TV ato surfing gak jelas.

Suatu sindrom lagi yang ada pada saya adalah tidak bisa fokus lebih dari 15 menit pada saat belajar. Saya kadang harus refresh ato keluar kamar dulu dan balik lagi untuk bisa kembali fokus’, makanya saya tidak suka berkerja under pressure atau terus-terusan mengerjakan hal yang sama dalam waktu yang lama. Apa mungkin ini indikasi cara berfikir yang sangat acak???

Bagaimana dengan anda??

Apakah cara berfikir anda juga seperti saya??

October 27, 2008

toshiba L200 (testi)

Udah beberapa hari ini saya lumayan banyak tidur. Mungkin karena wheather change yang menyebabkan akhir-akhir ini jadi dingin karena musim hujan, atau karena kopi susu saya habis, sehingga saya gak bisa melek malem.hahaha…

Btw sekarang saya jadi sangat sporadis memperlakukan si laptop saya. Gimana?? Yaitu saya kadang lupa atau males mencet tombol powernya ketika saya mau berangkat kuliah. Akhirnya laptop saya saya tinggal dengan posisi on dan charger power nancep terus, sampe saya pulang sorenya. Yang lebih parah lagi laptop itu gak saya matikan, namun ya saya pakai kerja lagi, saya tinggal tidur, trus keesokan harinya saya tinggal kuliah lagi gak saya matiin. Konon sampe tiga hari saya pernah nancepin tuh laptop gak mati. Dan laptop toshiba L200 yang notabene adalah yang tercanggih (baca: termurah) diantara laptop toshiba yang lain itu ternyata lumayan bandel untuk sifat berantakan saya tersebut. Mungkin saya harus salut dengan kestabilan kinerjanya jika dibandingkan dengan Acernya adik saya atau yang seharga dengan laptop ini.

Namun walaupun RAM nya sudah ditambah jadi 2 GB, saya masih kurang nyaman untuk menjalankan beberapa aplikasi yang membutuhkan prosesor yang tinggi. Ya iyalah, ini laptop cuman dual core gituh’

Namun secara general saya sangat puas karena memilih laptop ini. Walaupun garansinya sudah saya gadaikan karena untuk nambah RAM, namun saya belom menemukan masalah yang berarti dalam laptop ini, dan saya berharap juga gak akan ada

October 25, 2008

25/10/2008

This night is Saturday night you know. I don’t know why I am so bad mood to do something. Such as wedge in my heart [please don’t ask why]. This day Iam also canceling went to kotabaru cause there are graduating ceremony At sabuga. And I promise to arrive in my friends

And when I saw the ceremony, I become wishful to graduate as soon as possible. But actually Iam not yet define the proposal, also the supervisor.hhh…likely I must soon to got those

J got the spirit guys’ Ganbatte’ 

October 20, 2008

Sore yang indah…

Sore ini pas pulang dari kampus aku merasa udara/ atmosfer yang kulalui seperti keadaan yang tidak asing lagi. Perasaan yang bukan atmosfer dari bandung.

Tak salah lagi. Ini adalah perasaan dari atmosfer kediri, yang selama tiga tahun aku menuntut ilmu dikota kecil itu. Sekonyong-konyong mobil yang berlalu lalang ini menyiratkan aku sedang menyusuri jalan veteran. Ternyata sore ini seolah aku teringat masa-masa dimana aku tiap hari jalan kaki pulang dari sekolah. Atau perasaan ketika aku melewati gang pandan yang orangnya ramah-ramah…

Hhh…kangen rasanya berada disitu’

October 15, 2008

Film Laskar Pelangi(review)

Setelah beberapa kali rencana buat nonton film ini tertunda, akhirnya hari ini saya dapat nonton. Apalagi nontonnya ditraktir , sama “mbak” saya yang lama gak ketemu. Dari percakapan iseng di YM, saya ajak nonton ternyata dia malah mau bayarin. Hehe..makasih Mbak’…

habis nonton di Ciwalk kita makan bakso Karapitan. Wuihh jadi hari yang bener-bener berkesan

Btw, tentang Film Laskar Pelangi saya berpendapat bahwa Film tersebut memang layak untuk disebut Film yang bermutu. Ditengah Film Genre Komedi Nakal atau Pergaulan bebas yang menggemborkan kehidupan hedonis, Film ini mampu tampil sebagai “Oase” atau penyegar kembali perfilman Indonesia untuk mengarah pada Film yang bermutu. Petuah dan pesan yang terkandung dalam Film ini sangat mendidik dan patut untuk dijadikan pemacu idealisme pendidikan yang zaman sekarang mungkin sudah agak memudar.

Namun jika dibandingkan dengan novelnya, maka akan saya katakan bahwa film tersebut hanya memuat 50% dari isi novel. Jika dalam novelnya yang sudah saya baca saya bisa membayangkan suatu keadaan tertentu maka dalam film ini saya merasa banyak bagian” penting” yang diubah. Misalnya ketika pertama kali Lintang ke sekolah, dalam novel diceritakan bahwa Lintang diantar oleh bapaknya. Begitu juga dalam sesi kematian pak Harfan, yang dalam novel diceritakan pada waktu cerdas cermat beliau masih mendampingi, dan di film beliau meninggal sebelum cerdas cermat. Saya tidak tau mengapa hal- hal seperti ini diubah oleh Riri. Ada juga suatu intrik yang ditambahkan misalkan tokoh Tora Sudiro yang menjadi pengagum Bu Mus, hal itu terasa mengotori cerita asli novel.

Yang saya merasa paling kurang adalah tentang kecerdasan Lintang. Dalam narasinya jelas bahwa akan diceritakan kepintaran Lintang secara fantastis, dan itu tidak saya dapatkan seperti yang saya harapkan. Debat Lintang dengan guru di sekolah PN Timah pada waktu cerdas cermat merupakan titik tolak utama jika mengatakan “Lintang adalah orang paling cerdas yang pernah kutemui dalam hidupku”, dan dalam film itu tidak ada. Dalam film tersebut juga terlalu mengedepankan tokoh Ikal, yang seolah-olah menjadi tokoh yang paling penting yang jika dalam novel tidak begitu.

Walaupun begitu saya bisa mengatakan Riri benar-benar harus diacungi jempol dengan segala kerja kerasnya menyelesaikan film ini. Tentu saja jika pengen dibuat pohon filicium betulan untuk syuting, atau parade rebut barang warga tionghoa yang menjadi pertemuan Ikal dan A ling, akan sangat sulit dilakukan. Maka saya tetep mengacungkan jempol untuk Riri dengan kerja kerasnya dalam Film ini’

Moga film ini bener-bener menjadi titik tolak kesadaran pendidikan, dan menjadi teladan para produser untuk berlomba membuat film yang berkualitas