Sore hari saya melihat TV yang menyuguhkan acara yang menyajikan Bapak Mahfud MD. Disitu diutarakan pentingnya penegakan hukum secara Adil dan Bijaksana…
Sebagaimana diketahui bahwa kisah Nenek Minah dan Gayus, adalah kisah yang resiprokal dan menjadi kaca bagaimana wajah penegakan hukum di negara ini. Ironis memang, seorang nenek yang mengambil 3 buah kakao menjadi bulan-bulanan hukum (dalam hal ini pihak dari PT,yang merasa dirugikan). Padahal tidak mungkin 3 biji kakao itu merugikan perusahaan, dan efek jera dan psikologis apalagi yang ingin diberikan pada nenek tua yang pemikirannya sangat sederhana itu. Apakah efek psikologis itu tidak dipikirkan? sangat tidak bijaksana apabila disebut manusia.
Lalau kasus gayus?? ah saya mau komentar apa…semua orang sudah tau bahwa itu adalah urusan politik. Urusan konspirasi tingkat tinggi, yang sebenarnya ujung2nya cuma satu. Keserakahan. Dan uang sudah begitu dituhankan, apalagi daya hukum?? kita bertuhankan uang, uang adalah kebenaran yang nyata.
Lalu Bapak Mahfud menyitir salah satu Hadist Rasulullah yang menyatakan bahwa jika negeri2 besar dahulu hancur karena tidak ditegakkannya hukum karena kekuasaan dan kekayaan. Lalu dilanjutkan, hukum harus ditegakkan tanpa kecuali. Bahkan Rasulullah berkata bahwa jika anaknya sendiri Fatimah mencuri, maka beliau sendiri yang akan memotong tangannya…
Subhanallah…adakah penegak hukum yang mempunyai loyalitas seperti itu??
Saya yakin ada, hanya terkadang kita sendiri yang menutupinya, dengan kepentingan, keserakahan…hingga mutiara tersebut melepuh dan hilang di dunia fana ini…