Archive for September, 2008

September 27, 2008

The Latest Innovation : MInyak goreng jadi pengganti bensin/solar

DARI DETIK.COM

Jakarta – Operator GSM dunia yang tergabung dalam GSMA mulai menggunakan minyak goreng, minyak sayur, biofuel, energi surya dan angin sebagai energi alternatif terbarukan yang ramah lingkungan untuk mengoperasikan 118.000 pemancar BTS off-grid di negara berkembang hingga 2012 mendatang.

“Upaya ini bisa menghemat 2.5 miliar liter penggunaan solar per tahun dan mengurangi emisi karbon tahunan sampai 6,3 miliar ton,” kata CEO GSM Association (GSMA) Rob Conway, seperti dikutip detikINET dari keterangan tertulisnya, Jumat (26/9/2008).

Hingga saat ini, sebagian besar off-grid BTS dijalankan dengan menggunakan generator berbahan bakar solar yang kian mahal harganya dan mengakibatkan emisi karbon dioksida. Selain itu solar juga relatif sulit dibawa ke lokasi-lokasi terpencil.

Menyusul beberapa penelitian yang dilakukan bersama para operator seluler, GSMA memperkirakan hanya sekitar 1.500 BTS yang ada di seluruh dunia yang dijalankan paling tidak dengan satu macam energi terbarukan. “Tantangan yang ada saat ini meliputi pertimbangan komersial, ketersediaan peralatan dan keterbatasan kemampuan,” tukas Conway.

Dalam proyek penggunaan energi terbarukan ini, Indosat dan Natrindo Telepon Seluler (Axis) merupakan dua operator Indonesia yang ikut bergabung dengan 23 operator GSM dari negara lain.

BTS Minyak Goreng

Setelah berhasil dengan proyek percontohannya, operator seluler Idea Celluler dari India kini menggunakan limbah minyak goreng untuk menjalankan lebih dari 350 BTS di Andhra Pradesh, India. BTS ini dijalankan dengan menggunakan 80% tenaga solar dan 20% limbah minyak goreng.

Menurut Chief Technology Officer Idea, Anil K. Tandan, penggunaan energi alternatif minyak goreng tak lain berangkat dari tidak bisa diandalkannya ketersediaan tenaga listrik konvensional.

“Jika kita dapat mengumpulkan minyak sayur dalam jumlah cukup dari sumber-sumber yang dapat diandalkan ketersediaannya, kami akan merubah menjadi 50% solar dan 50% biofuel, yang tentunya akan lebih baik untuk lingkungan dan biaya operasional kami,” kata Anil.

“Kami juga mencari alternatif sumber energi lainnya karena kami senantiasa ingin memastikan bahwa jaringan seluler kami selalu dapat diandalkan, berkepanjangan dan efektif dalam biaya,” pungkasnya.

hmm.. semoga ini bermanfaat untuk penggantian BBM, dan bisa dilanjutkan inovasi untuk diadopsi sebagai bahan bakar industri lainnya’. bayangkan kalo minyak goreng bisa untuk bahan bakar mobil, pasti akan bisa banyak menghemat bahan-bakar fosil yang langka dan harganya naik terus. Mungkin nanti juga bisa sekalian masak di mobil. Goreng nasi, goreng telor ceplok, dengan satu bahan bakar yaitu minyak goreng .huehehe

tugas kita ntuhh’ 😀

September 23, 2008

Fasilitas ITB memprihatinkan’

Sebenarnya ini berhubungan dengan posting saya yang lalu tentang ramainya ITB dalam 2 tahun terakhir ini. Nah, dampak dari banyaknya mahasiswa itu juga berpengaruh pada penggunaan fasilitas belajar mengajar di ITB. Hal itu terbukti pada saat saya mengikuti salah satu mata kuliah yang pesertanya lumayan banyak (sekitar 40 an orang ). Yang berada di salah satu ruang di labtek VI. Pada hari-hari biasa ruang itu relatif cukup (atau dicukup cukupkan) dalam jumlah bangkunya. Mungkin karena tiap minggu juga ada mahasiswa yang absen, maka ruangan yang seharusnya tidak cukup itu jadi cukup-cukup saja. Hehe

Nah, kemaren pas saya dateng agak terlambat saya kaget, karena banyak yang tidak dapat tempat duduk. Entah kemana larinya bangku-bangku itu. Ternyata selidik punya selidik bangku itu dipakai oleh kelas sebelah untuk ujian. Mungkin kelas sebelah di hari-hari biasa sebenarnya bangkunya juga kurang, tapi banyak yang absen. Karena ujian saja masuk semua. Itu saja mereka juga banyak yang ngerjain soal sambil duduk di lantai juga (jadi kami jg gak tega mo marah, hehe)

Akhirnya kami yang tidak kebagian tempat duduk mengikuti kuliah ini dengan ”lesehan” di bagian belakang .tentu saja ini nyaman untuk bercengkerama, tapi tidak nyaman untuk melihat slide si bapak nun tinggi dan tertutupi oleh yang duduk di bangku.

Btw, seharusnya di Institusi pendidikan yang katanya paling bonafid ini tidak perlu terjadi hal-hal yang demikian. Apakah hal itu karena penambahan kuota mahasiswa ITB tiap tahun, atau ketidaktelitian para pengurus sarana prasarananya. Namun saya cenderung ke opsi yang pertama, karena pada 2 tahun terakhir ini kalo saya dimintain tolong rungan untuk kuliah ke TU misalkan, mereka juga kesulitan karena mayoritas ruangan telah terisi. 1,5 tahun yang lalu saya juga mengalami hal yang sama tiap minggu dimana salah satu mata kuliah, saking banyaknya peserta ruangan tidak cukup, dan harus lesehan. Padahal itu adalah salah satu kuliah wajib.

Lesehan euyyy"

Lesehan euyyy

  • Dsemangat coyy, mungkin besok kita harus bawa tikar’ 😀
  • Seharusnya untuk menambah kuota penerimaan mahasiswa juga harus diimbangi dengan sarana prasarana yang memadai. Jadi ya jangan hanya menyalahkan mahasiswa jika kualitas ITB ”katanya” dari tahun ke tahun menurun. Lha wong fasilitas aja sangat memprihatinkan kayak gitu, mana bisa mahasiswa belajar dan mengembangkan diri secara maksimal

    September 19, 2008

    tingkah laku mahasiswa itb

    Btw, kadang kadang saya keki sendiri kalo liat tingkah laku mahasiswa itb. Terkadang konyol dan menggelikan. Pas mengikuti acara seminar tentang energi kemaren misalnya. Ada yang nanya tentang gaji seorang GnG(geophisic and geologist) lebih rendah dari lulusan teknik perminyakan. Padahal kan setidaknya mereka orang yang paling berperan penting dalam menentukan daerah prospek hydrocarbon (minyak.red). Dari situ saja sudah kelihatan bahwa mental yang dimilikinya hanya materi. Anak itb, juga berfikiran selalu harus menjadi nomer satu, misalnya jika disandingkan dengan mahasiswa dari kampus lain mereka seolah-olah males atau merasa tidak butuh. Padahal disisi lain mahasiswa dari universitas lain belum tentu ada dibawah mereka.

    Ada juga arogansi jurusan seperti yang mengatakan seperti diatas. Bahkan saya pernah ketika kemaren mengambil salah satu mata kuliah, dikasih tugas sama dosen untuk dikerjakan secara berkelompok lintas jurusan, tetep saja mahasiswa banyak yang membentuk kelompok dengan jurusan sendiri dan enggan untuk berkelompok dengan jurusan lain

    Seolah- olah mahasiswa sekarang sudah terprogram untuk hanya mencari materi dan materi. Mereka tidak diarahkan untuk bisa memperbaiki keadaan bangsa. Setidaknya mereka tidak bisa memprogram diri mereka untuk bisa bekerja sama dan seolah-olah mereka merasa cukup puas ketika dapet kerja dan dapet duit banyak. Jujur saja ketika para mahasiswa arogan dan opporunis, mereka akan kehilangan setidaknya kesempatan untuk mencari ilmu dari orang lain. Bahkan ketika menjawab pertanyaan diatas Hilmi Panigoro (CEO Medco.red) langsung menjawab bahwa orang yang seperti itu tidak akan bertahan lama ketika harus bekerja sama dengan orang lain (tersingkir.red)

    Dari arogansi seperti itu apakah bisa menghasilkan inovasi dan perbaikan? setidaknya dalam bidang mereka sendiri saja mereka akan terkungkung karena enggan menerima ilmu dan pengalaman dari orang yang tampaknya berada dibawah mereka dalam ilmu pengetahuan. Apalagi untuk memperbaiki bangsa membutuhkan kerjasama dari semua orang dan dalam benak orang-orang itu tentu tidak sama khan. Bayangkan kalo semua orang pandai di negeri ini kekeuh dengan pikirannya masing-masing dan tidak mau bekerja sama. Pastinya tidak akan membawa perubahan yang positif untuk memperbaiki bangsa ini, Bangsa Indonesia

    September 17, 2008

    Akhirnya jadi juga buka bareng

    kemaren lama se saya sering godain si bos “kapan kita buka bareng bos??”

    setelah si bos janji mo ngajak setelah orang-orang lapangan pulang , maka hari ini akhirnya jadi juga.

    walo bukan di restoran, cuma rumah makan lesehan yang cukup bagus se suasananya yang terbuka. dengan nuansa sunda sangat kental, kami pun makan bareng disitu. walo gak semua puasa, tapi kita semua menikmatinya

    ini dia hidangannya

    es campur sebagai pembatal puasa

    es campur sebagai pembatal puasa

    gurame lumayan gede

    gurame lumayan gede

    udang goreng yang lama kuidamkan (di balubur habis semua kmaren)...alhamdulillah

    udang goreng yang lama kuidamkan (di balubur habis semua kmaren)...alhamdulillah

    btw tadi sewaktu pulangnya naik angkot saya kaget karena sopirnya ternyata cewek. cakep lagi. umurnya sekitar 18-19 an lah. hmm salut aq. yahh aku ngaku kalah lah kalo masalah skill nyetir,mungkin masih 50% nya dia, karena angkot di bandung ini khan susah dan membutuhkan konsentrasi yang extra. Tapi jangan salah walo cewek itu imut, tapi nyetir sambil isep rokok, dan tak segan pula ngomelin orang yang lamban nyeberang dengan khas nya bandung ” njing”..huehehe…Astagfirullah..andainya dia lebih santun. Hmm…sayang enengnya gak bisa difoto pake hp. (gelap dan mungkin dia juga gak mau)

    September 15, 2008

    Tragedi Zakat di Pasuruan

    Innalillahi wa innailaihi rojiun

    Astagfirullah, pembagian zakat membawa petaka ???

    (Kutipan dari detik.com)

    Dua puluh satu orang tewas akibat pembagian zakat yang dilakukan seorang dermawan di Pasuruan, Jawa Timur. Hal ini membuat sejumlah kalangan merasa prihatin. Pembagian zakat yang seharusnya bisa meringankan beban kaum duafa justru berbuah petaka.

    Pembagian zakat yang menuai musibah umumnya terjadi saat digelar anggota masyarakat secara perorangan. Penyebaran zakat dengan mengundang kaum duafa ini sekarang banyak dilakukan sebagian kalangan masyarakat. Apa alasannya? Menurut Menteri Agama (Menag) Maftuh Basyuni, pemberian zakat oleh masyarakat mampu di wilayahnya karena masih kurangnya kepercayaan kepada amil zakat.

    Untuk itu, Maftuh berjanji akan memerintahkan kepala kanwil untuk menyosialisasikan peran amil zakat. “Di samping itu kita juga meminta pada badan amil zakat agar mereka bisa juga membuktikan bahwa dirinya bisa dipercaya,” jelas Mahfud dalam sebuah jumpa pers.

    Dijelaskannya,  pada dasarnya ada kecendrungan untuk tidak percaya pada beberapa badan amil zakat. Padahal, ujar Maftuh, berdasarkan laporan Baznas yang diperolehnya, saat ini badan amil sudah mengalami banyak kemajuan.

    Dalam urusan zakat, pemerintah telah mengeluarkan UU Zakat No. 38 Tahun 1999 dan Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D/291 Tahun 2000, tentang pedoman teknis pengelolaan zakat, serta diikuti dengan terbitnya Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 373 Tahun 2003 tentang pelaksanaan UU Zakat No. 38.

    Tapi kata Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsudin, masalahnya bukan di situ. Sebab saat ini banyak  orang kaya yang hanya ingin pamer atau riya dengan mengundang para mustahiq ke rumahnya untuk dibagikan uang. “Padahal serahkan saja ke amil zakat. Toh pahalanya juga sama. Tidak ada risiko rusuh,” ujar Din Syamsudin saat dihubungi detikcom

    Seandainya si pemberi zakat memang ingin menyerahkan langsung ke mustahiq (penerima zakat), imbuh Din, mereka sebaiknya mendatangi langsung ke mustahiq. Bukan mengundang mereka yang kemudian berpotensi menimbulkan kerugian.

    Tapi, sekalipun  harus mengundang, ujar Din, pemberi zakat seharusnya mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Misalnya diadakan di tanah lapang yang luas, serta calon penerima diberikan kupon. Sehingga potensi saling berdesakan para penerima zakat bisa dihindari.

    Jadi apakah esensi zakat itu jika menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti diatas?? Seharusnya para muzakki juga berfikir sampai sejauh itu, dan tidak mengikuti egoismenya dengan tidak mau lewat amil zakat. Terlepas dari suudhan, saya mendukung pendapat dien syamsudin yang jika para muzakki ingin memberikan zakat langsung kepada para mustahiq, maka sebaiknya mereka yang mendatangi mustahiq. Lha wong zakat itu hakekatnya khan untuk kemaslahatan ummat, kalo sudah begini siapa yang mau disalahkan??? Wallahu a’alam bishowab