Archive for January, 2011

January 30, 2011

Senyum Pagi Ini

Senyum,…

suatu kata yang sangat sederhana…

mungkin begitu sederhananya sehingga apa yang tersirat di dalamnya benar-benar terangkum dalam keindahan

entahlah, terkadang pemilik senyum itu sendiri tidak mampu mengungkapkan apa yang tersirat itu

hanya hatinya dan Tuhannya yang tahu

Subhanallah Walhamdulillah Wa la ilahailallahu Allahuakbar

January 29, 2011

Gak tanggung jawab,Budaya Teledor, atau?

Saya adalah termasuk orang yang tidak begitu suka angkot di Bandung karena sangat ugal-ugalan. Tapi ternyata angkot jarang kecelakaan, tidak seperti kereta, yang artinya angkot di Bandung yang ugal-ugalan lebih aman daripada kereta.

Lebih bagus angkot!

Jika pengen mudik naik angkot saja ?? .

Begitulah kira-kira terbersit di otak saya ketika mendengar berita kecelakaan kereta yang berULANG lagi di Banjar kemaren. Ironis memang ketika kita menengok ke belakang dalam 6 bulan terakhir saja terjadi 2 kali kecelakaan. Bulan oktober lalu, dan yang terakhir kemaren. Saya kira kecelakaan kereta yang notabene transportasi yang paling merakyat adalah bukan hal yang remeh. Transportasi yang paling merakyat seharusnya merupakan sarana yang harus diperhatikan, karena rakyat disitu berarti jumlah massal yang banyak(massive). Artinya, jika terdapat suatu kekeliruan disitu maka dampaknya akan membahayakan orang banyak. Ingat, ini semua berkaitan dengan nyawa BANYAK ORANG. Apakah kita mau bermain-main dengan nyawa?? saya kira tidak…

Namun terhitung Oktober-Januari ini puluhan jiwa melayang untuk sesuatu yang BERULANG dan MODUS yang sama, tabrakan kereta. 36 orang di pemalang dan sementara teridenfikasi meninggal 10 untuk tabrakan di Banjar  kemaren. Luar biasa untuk suatu perusahaan jawatan yang dikelola oleh pemerintah. Saya lantas berfikir apakah PT.KAI tidak melakukan evaluasi?? dan kalaupun melakukan, saya rasa saya sudah tahu jawabannya yaitu EVALUASI TIDAK MEMBUAHKAN HASIL alias GAGAL.

Lalu upaya pemerintah untuk mengatasi hal yang pelik tersebut rupanya tidak begitu jelas dan tegas. Terlihat dari tidak mampunya perombakan sistem itu menuju perbaikan, yang ada malah terjatuh di lubang yang sama. Saya akui saya orang awam terhadap sistem operasional perkereta-apian. Namun setidaknya dalam benak dan logika simpel saya, teknologi sederhana saja jika dimanfaatkan dengan maksimal akan dapat membantu dalam keselamatan.

Tarohlah jika memang PT.KAI berusaha memperbaiki sarana dan sistem. Misalnya dengan peringatan early warning di saat kereta akan masuk stasiun dengan tracking global positioning system (GPS), ditambah komunikasi dengan radio adalah hal yang sudah MUTLAK diperlukan untuk keselamatan. Lebih dari itu, jika masalahnya adalah komunikasi radio gagal karena misalnya karena peringatan tidak dijawab karena ketiduran(masinisnya tidak bertanggung jawab, minta dipecat) sehingga stasiun tidak tau kereta melaju pada lintasan rel yang mana, itupun setidaknya dapat dibuat pengungkit tuas rem pengganti tangan manusia dengan motor dan saklarnya dengan menggunakan komunikasi sinyal, yang artinya stasiun dapat memberhentikan secara paksa kereta tersebut tanpa tangan masinis. Saya kira teknologi tersebut sudah dapat diaplikasikan, mengingat sekarang dalam sebuah modul GPS saja, sudah ada fasilitas untuk mematikan mesin mobil dengan fasilitas sms dengan nomor handphone. Handphone cuy, semua orang punya. (tukang sayur saja punya, tapi mungkin PT.KAI gak mampu beli 😛 . Maklum lah yaa…)

Lalu ada lagi masalahnya ternyata yang lalai  atau ngantuk penjaga rel/pintu kereta apinya. Tidak bisa diatasi?? hmm. saya rasa bergantian begadang itu sesuatu yang memungkinkan, kecuali jika (lagi-lagi PT.KAI TIDAK MAMPU MENGGAJI segelitir ORANG) UNTUK KESELAMATAN MASSAL.

Hasilnya ternyata kalkulator kecilpun kadang bisa berguna :

Yuk, kita (penumpang setia kereta api) menggaji sendiri mereka dengan iuran masing-masing Rp.100 – 1000 saja. Jika setiap hari yang lewat adalah +- 50 kereta per suatu lintasan. Maka 50 x 1000 orang(satu gerbong nomor 1-20 kursi A-E, jadi satu gerbong 100 orang) x 100 rupiah = RP. 500.000 sehari. Jika sebulan jadi 30×500.000 = Rp 15 juta . cukup untuk gaji 3 orang penjaga palang kereta masing-masing 5 juta.

Itu minimal jika iuran Rp.100 lho. 5 juta??? itu lebih gede dari gaji saya, huwhaaa…[aduh saya kok jadi nyesek ngitung angka ini 😀 –apakah dibuka lowongan pegawai pintu KA?? lumayan ketimbang jadi kacung asing lhoo ;)– ] . Jadi gak usah gede2 deh, saya rasa mereka (penjaga kereta itu ) biasanya adalah orang2 yang sangat humble dan sangat nerimo. jadi iuran Rp.1oo  itu bisa untuk 10 orang.

Apalagi kalo ditambah iurannya Rp.1000. Luar biasa!!!…saya kira Rp.1000 itu untuk keselamatan perjalanan sejarak Surabaya-Jogja bukanlah suatu yg berharga saudaraku…disini cuma dapet gorengan 1+5/6(gak sampe 2 gorengan, karena gorengannya Rp.600, tiga kali gigit habis), tapi masih ada juga kok yang Rp. SERIBU dapet dua gorengan. hhh lega…Alhamdulillah Ya Allah, dapet dua 🙂 -gak penting (tapi kadang penting)-

[[eh, coba dikoreksi lagi itu ngitungnya bener kaga?? –maklum, dapet C kalkulus dulu– :D]]

Jadi apakah memang kinerja BUMN atau Jawatan perkereta apian itu bermasalah?? Teledor??ataukah memang itu budaya yang gak boleh hilang?? kalo hilang ntar bukan Indonesia lagi!?!

entahlah…

(bukannya entahlah tidak tau, tapi kebangetan malunya kalo dijawab. Iya tho?!….)

(mangkannya, jikalau daripada memilih pemimpin, maka pilihlah yang daripadanya yang kemaluannya besar, sehingga kita bisa memusnahken korupsi dan bisa mencanangken pembangunan dengan lancar –Bosnya Harmoko mode on– )

-klik untuk memperbesar gambar-

Tags: ,
January 23, 2011

Long Saturday Night(2)

Lampion Warna-warni dan Musisi Malam  ( I love this night )

Ketika pulang dari undangan makan malam saya dan temen saya[Vokalis Lila- kata anak2] – bukan lyla 😀 ,melewati jalan tamansari sekitar kebun binatang bandung yang lengang. Lalu sekilas mata saya tertuju pada arah kiri jalan. Ada galeri seni yang  membuat jalan yang sepi dan gelap itu menjadi agak tidak menyeramkan. Galeri yang terletak diseberang tanah lapang yang digunakan untuk parkiran kendaraan kebun binatang pada siang hari. Karena sudah lama saya ingin melihat-lihat galeri itu akhirnya malem itu kesampaian juga. Saya mengajak belok ke gerbang galeri tersebut.Galeri seni itu terdiri dari galeri lukisan,ukiran, wayang, dan lain-lain.

Dan malam itu saya tertarik untuk melihat galeri lampion warna warni dan lampu tidur dengan bentuk unik dan penuh kreasi. Ada yang terbuat dari botol bir, ada yang bercorak batik dan macam-macam lagi. Dan ternyata, barang seni itu dijual juga. Dengan harga kisaran Rp 25-70 ribu mungkin bisa sangat menarik bagi orang yang suka dengan pernik tersebut atau para apresiator seni.

Sebenarnya sejarah galeri ini ada di sebelah kebun binatang bandung ini lumayan heroik dan “sedikit” tragis. Dulunya, para perkerja seni ini mempunyai tempat di Babakan Siliwangi dekat Sabuga. Babakan Siliwangi adalah mata air, bagi sekitar Bandung tengah(sekitar ITB). Mata air dalam arti yang sebenarnya maupun dalam arti yang lain mungkin, karena daerah ini merupakan daerah rindang dan juga pernah menjadi mata air produk air mineral Air Ganesha. Karena ada wacana lahan “Babakan Siliwangi” akan digusur untuk dibangun mall (bayangkan, jika ada MALL di dekat institusi pendidikan sekelas ITB, apa pemda sudah tidak bisa berfikir), maka para pekerja seni tersebut dipindahkan ke tempat yang “baru” yaitu didekat kebun binatang. Banyak diantara para pekerja seni tersebut protes, karena tempatnya tidak layak dan menyebabkan pendapatan mereka turun. Atau mungkin mereka kehilangan kreasi yang ditempat sebelumnya sangat rindang,lengang dan mendukung untuk memasukkan inspirasi apapun untuk mereka jadikan suatu karya. Entahlah, tapi insiden protes itu sempat diwarnai oleh pembakaran massal lukisan-lukisan oleh senimannya sendiri, Tragis…

Sepertinya saya melihat sendiri peristiwa pembakaran itu secara tidak sengaja lewat jalan itu 3 tahun yang lalu…dan mungkin harapan saya waktu itu untuk melihat tempat itu semakin baik terkabul

[sekitar 3 tahun berlalu]

Nuansa seni, Romantisme dan sedikit hembusan sisa sepi yang dibawa angin malam muncul di malam itu…

Malam itu ada pertunjukan musik oleh sekelompok musisi, mungkin juga pekerja seni ditempat itu untuk mengisi malam mingguan. Sekitar 2 keluarga, mungkin keluarga dari mereka sendiri menikmati musik yang teralun dari tiga orang di panggung kecil tersebut. Di tikar yang luas itupun tidak lebih dari 10 orang yang menikmati. Sisanya membawa kursi sendiri di belakang dan sambil wira-wiri dengan urusannya sendiri. Akhirnya dengan sedikit canggung saya duduk di tikar itu bersama menikmati lagu. Terlihat dinginnya malam itu terhapus oleh ceria karena request para ibu itu akhirnya dibawakan oleh penyanyi dan juga boleh maju untuk dinyanyikan sendiri. Bahkan ada lagu sunda yang berjudul “Bromo” yang sangat ceria dan sedikit emosional karena seolah terhanyut pada suatu kenangan. Setelah agak malam kami meninggalkan alunan musik itu dan terdengar semakin lirih…sambil teringat adik kelas baru masuk yang saya suruh bawa motor sendirian pulang tadi, takut tersesat 😀

Tags: ,
January 23, 2011

Long Saturday Night(1)

Mainan kok mahal banget yah

Setelah magrib, tiba-tiba ada salah seorang adik kelas yang mengabarkan bahwa ada Undangan Makan Malam @ciwalk oleh mas Liya (inget, Liya yang ini cowok). Oke, kebetulan juga saya blom makan malam. Akhirnya kami berangkat berempat dengan motor.

Sampai di ciwalk ternyata sudah banyak temen-temen yang menunggu. Kita masuk ke sebuah warung bento&ramen(gak usah disebutin nama ya :D). Lumayan rame sampe-sampe tempat duduknya (uyel uyelan-jawa) karena kita rombongan banyak (lebih 10 orang).

— di saat makan gak sempet foto-foto, karena harus fokus dan nervous pada dua bilah sumpit (saya kaga bisa make sumpit)- hehe

waktu jalan pulang saya terhenti oleh etalase mainan miniatur superhero dan lain-lain. Kayaknya asyik juga tuh dikoleksi. Tapi harganya, bikin geleng-geleng kepala. Bayangkan saja, hanya mainan untuk pajangan yang gak punya fungsi apa-apa harganya 200-300 rb. Terbayang nanti kalo punya anak harus sabar dan bijaksana. Jadi inget waktu dulu, masih umur 3 tahun dibelikan oleh2 oleh bapak yang baru pulang dari penataran berupa miniatur helikopter pake baterai (kayaknya se barang mahal waktu itu) . Lalu keberlangsungannya mainan itu ?? cuma semalem, karena besoknya sudah patah tidak bisa dipake 😀 .Lalu miniatur pesawat (karena dulu pengin jadi pilot), nasibnya sama juga gak sampe seminggu rusak. Keren amat reputasi saya sebagai destroyer ya? 😀

— btw ini foto2 mainan TGTM. saya namain tgtm untuk  tanpa guna tapi mahal–

Tags: ,
January 19, 2011

Titik apa??

Titik nadir?? apakah itu??

setelah saya cari artinya ternyata artinya adalah keadaan dimana kita berada pada keadaan yang sangat susah (lowest place on the rollercoaster).

Namun yang saya maksud bukan itu, tapi suatu titik perubahan dimana orang itu berubah. Ya, berubah..

Kemaren saya bertelpon ria dengan temen ngomongin tentang suatu proyek yang gak jadi, dan akhirnya sampai pada ngobrol2 tentang seorang teman kami yang berinisial I. Teman saya menceritakan kalo dia itu kmaren nikah karena suatu tragedi (bukan tragedi bunting duluan lho ya :D). Tragedi itu terjadi pada saat dia kerja di pedalaman, survei lapangan(bagi yang gak tau, survei lapangan di Geofisika&Geologi itu ada juga yang nginepnya di tempat ber-AC hingga ada yang berminggu2 di tenda di hutan).

Nah temen saya itu ketika survei di hutan terkena malaria beserta kedua rekannya. Dalam perawatan di Rumah Sakit kedua orang rekannya tersebut meninggal. Setelah itu, ketika masih dirumah sakit dia menghubungi teman saya yang telfon ini katanya dia pengen nikah saja. Dia pengen dicarikan calon istri…

Di sisi lain lagi, ketika dia sampai di Bandung. Saya masih TA waktu itu dan belum lulus. Saya ketemu dengan temen yang dari lapangan tersebut ketika bulan ramadhan. Pas Iktikaf di masjid Salman deket kampus. Saya memang merasa temen tersebut berubah, seperti lebih menghargai hidup dan lebih rajin beribadah…ternyata ceritanya adalah seperti diatas. Alhamdulillah. Dan sekarang mungkin dia sedang menunggu kelahiran buah hatinya…barakallah

btw, apakah kamu punya titik dimana kamu merasa harus berubah seperti itu??