Posts tagged ‘Baca’

January 18, 2011

Learn and Learn…never stop

I see the small paper binded on my schedule list

seem right to find it now

that say :

Belajarlah, karena seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan pandai!

pemilik ilmu tidak sama dengan orang yang bodoh

 

Belajarlah, kapanpun dan dimanapun kamu berada!

karena proses belajar tidak akan pernah berhenti sampai orang tersebut menghembuskan nafas terakhirnya…

 

Bukalah pikiran kalian wahai putera-puteri terbaik bangsa…

Bahwa belajar tidak hanya sekedar membaca buku dan menghafal rumus belaka

 

Sesungguhnya yang membedakan manusia dengan mahluk lain adalah akalnya

Tags: ,
January 12, 2011

Senyum dan Kekuatan itu merekah

Tak terasa waktu sangat cepat berlalu…

Heningnya malampun esoknya akan berganti dengan siraman sinar matahari.

Seorang pemuda tanggung, menyusuri sebuah jalan tandus seiring dengan alur sungai yang jernih

Sungai yang berada di tengah gurun yang sangat terik

Sungai yang menjadi sumber kehidupan

Nalurikah yang membuatnya menyusuri jalan sepanjang sungai itu? 

Tidak, itu adalah Rahmat Tuhannya.

Naluri dan kecerdasan sehingga ia memilih alur sungai agar dia dapat menyambung hidup itu adalah dari Sang Pencipta. 

Hampir dia putus asa untuk mencari muara dari sungai yang tak kunjung ada itu,sehingga ia berteduh di suatu pohon

Apakah itu kurma, dia juga tidak tahu. Yang pasti dia sangat lelah dalam perjalanannya

Tiba-tiba dia disigapkan oleh salam seorang yang sangat berseri-seri. Seorang yang masih muda yang sangat gagah dan nampak cerdas.

Orang itu bertanya,” bolehkah saya mengambil air di sungai ini saudaraku?”

Dia menjawab sambil tersenyum, ” oh silahkan. sungai ini adalah milik Allah dan siapapun boleh mengambil manfaat darinya”

Ia lalu bertanya, ” bolehkah saya tahu antum? saya tidak pernah menemui seorangpun sewaktu saya menyusuri sungai gurun ini”

” Saya Salman, sahabat Rasulullah” jawab orang itu. ” saya diamanahkan untuk ke negeri seberang, dan saya lewat tempat ini” katanya dengan senyum

“Subhanallah”, kata pemuda itu dengan memeluk orang itu. Lantas dimana Rasulullah? bolehkah hamba bertemu beliau?

“Saudaraku, Rasulullah telah berpulang dan beliau selalu mengharap umatnya untuk bertemu dengannya di Jannah kelak. apakah engkau mau bertemu beliau adinda?? “

“Tentu sangat wahai sahabat Rasul”, jawabnya dengan menitikkan air mata…

Kemudian kedua orang itupun berbincang layaknya kakak-beradik di bawah pohon kurma yang lebat’. Sekarang dia tahu bahwa pohon semacam itu adalah pohon kurma.

Pemuda tanggung itu sangat terharu dan tersentuh mendengar orang tersebut bercerita bagaimana dia mencari Rasulullah, mencari seseorang yang menghantarkannya ke Rabb Al Alamin.

Tidak terasa air matanya pun meleleh merasa bahwa dia sangat lemah dibandingkan dengan usaha orang tersebut mencari suatu yang haq. Dia merasa sangat-sangat perlu belajar untuk menjadi mujahid sejati seperti pendahulunya itu. Dan orang itupun tersenyum sambil menepuk pundak pemuda itu ” tentu kamu bisa adikku”

Kemudian ketika bayangan matahari bergeser ke timur orang itupun berkata ” Ashar, ayo kita sholat”. Kemudian kedua orang itupun menghadap Rabbnya dengan penuh khusyuk sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW.

Setelah sholat orang itu kemudian mengeluarkan bungkusan tebal. ” Ini untukmu adikku dan aku harus pergi sekarang”. Pemuda itu hanya menerima dengan sedikit terkejut. Dia memandangi bungkusan itu dengan jantung yang berdebar…

Assalamu alaikum…

Waalaikum salam…

Kemudian pemuda itu membuka bungkusan itu. Sebuah Mushaf Al-Quran bertuliskan Salman Al-Farisi pada ujung sampulnya, dan suatu peta. 

Peta yang kemudian hari akan membawanya menuju suatu tempat kelengkapan Ilmu. Suatu peta yang menunjukkan jalan kepada Ilmu Al Quran, Hadist, dan segala Ilmu yang membawa kepada ajaran Rasulullah, kepada jalan Ridho Allah Azza wa Jalla…

link :

http://ceritainspirasimuslim.blogspot.com/2010/02/salman-al-farisi-ra-pencari-kebenaran.html

http://aslamiyah.abatasa.com/post/detail/9257/kisah-cinta-salman-al-farisi

Tags: , , ,
January 8, 2011

Sederhananya Pemikiran dan Salah Kaprah

Sholatuloh, shalatmulloh…ngala toha rosulillah

kira-kira begitulah suara pujian sesudah Adzan di masjid, pada waktu saya liburan di rumah teman saya. Pati, Jawa Tengah

Bolehlah kalo lidah jawanya memang sangat kental, jadi bahasa apapun jadi medok. tapi kalo “salamulloh” diganti “shalatmulloh”…ya ndak karu-karuan itu namanya

Apa ndak ada yang memberi tahu, atau jangan-jangan memang ya hal tersebut adalah suatu yang dianggap wajar. Saya kira banyak yang mengerti agama. KH Sahal Mahfudz, juga berasal dari Pati.

Menurut saya pemikiran orang di desa atau kampung biasanya sangat sederhana. Apalagi orang-orang generasi yang cukup tua. Secara praktis mereka kurang tertarik untuk mengikuti perubahan yang ada apakah itu tekonologi,politik, ataupun sistem yang baru. Meskipun ada juga yang suka membahas politik, namun hal tersebut tidak untuk tujuan tertentu hanya sebatas bertukar pikiran dan perspektif.

Adat dan budaya nenek moyang juga sangat mempengaruhi pola pikir orang pedesaan. Mereka sangat menjaga tradisi dan bahkan ada yang beranggapan pembaharuan itu menyalahi norma jika bertentangan dengan tradisi. Karena kerasnya masyarakat pedesaan khususnya di jawa menerima suatu hal yang baru, maka ketika wali songo menyebarkan Islam di jawa mereka menggunakan cara-cara yang dibungkus dengan kebiasaan atau tradisi mereka sebelumnya. Tujuannya tentu saja bukan membuat suatu corak baru dalam Islam, namun lebih kepada dakwah yang efektif. Sunan Kalijogo misalnya menyisipkan nilai-nilai Islam melalui gamelan dan wayang. Sarung, juga merupakan akulturasi budaya hindu yang dimasukkan Islam.

Salah Kaprahnya, terkadang orang tua memandang bahwa esensi budaya itu lebih prestigius ketimbang esensi agama itu sendiri. Lihat saja ketika aktivitas keagamaan, seolah-olah memakai sarung dan kopyah adalah sunnah muakkad tanpa tahu mengapa mereka diajarkan memakai sarung ketika ke masjid oleh orang tua dan syariatnya. Lebih jauh lagi asal usul sarung tersebut, pasti sangat sedikit yang mau tahu. Jadi ketika ada Imam masjid yang sudah moderat dan suatu saat pada waktu menuju masjid untuk jadi imam dia menggunakan celana jeans, maka pasti akan banyak yang memincingkan mata takut si Imam sedang kesambet(kerasukan hal aneh). Padahal esensi sarung dan jeans sama untuk menutup aurat. Sama saja senyampang jeansnya syar’i, rapi , sopan.

Begitu juga dengan budaya tahlilan orang meninggal, 40 hari, 100 hari, 1000 hari. Menurut budaya pedesaan itu adalah sunah sangat muakkad mendekati wajib. Loh?? saya jadi bertanya pada para kyai yang tahu betul sejarah,syariat dan esensinya, apakah mereka pernah sharing tentang esensi hal-hal tersebut diatas dan mengubah paradigma masyarakat. Saya rasa kurang komprehensifnya pendidikan agama itu sangat urgent dan vital. Takutnya ya itu tadi, esensi budaya akan berada diatas esensi agama. Padahal bagi umat Islam, Ajaran agama Islam adalah Way of Life. Syariat Islam adalah landasan utama. Maka tentu saja, seseorang harus bisa membedakan mana yang syariat dan mana yang budaya. Mana budaya yang mubah(boleh) dalam syariat, dan mana yang haram(tidak boleh). Kenapa harus begitu? ya tentu saja karena ingin selamat khan. Dan selamat itu juga gak asal-asalan, gak ngawur. Sama seperti menyeberang jalan. Harus hati-hati, lihat lampu lalu lintas, dan tahu kapan jalan dan kapan berhenti.

November 18, 2010

Cause I still believe that something left for me, for you and me…

Saya sebagai orang awam dan belum bisa apa-apa hanya berharap agar beliau-beliau dapat memberi perubahan pada negeri ini. Saya yakin bahwa kompetensi para pakar ini tidak diragukan lagi. Masalahnya saya pikir hanya pada KOMITMEN PEMERINTAH untuk mendukung secara penuh, SECARA IKHLAS tidak ada KEPENTINGAN untuk PRIBADI dan KELOMPOK, hanya UNTUK INDONESIA, INDONESIAku INDONESIAmu…Hiduplah Indonesia raya! 

— diambil dari detik.com–

Wina – Puluhan ilmuwan Indonesia di luar negeri yang tergabung dalam wadah Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) merencanakan untuk ‘pulang kampung bersama’. Mereka akan bergabung dalam acara International Summit (IS 2010) yang digelar pada tanggal 16-18 Desember 2010 nanti di Jakarta. 

Tentu saja kepulangan mereka ke Indonesia, bukan hanya untuk bernostalgia atau sekedar mengobati rasa rindu masakan Indonesia, tapi para ilmuwan tersebut akan berkumpul dan duduk bersama untuk mencari solusi permasalahan bangsa sesuai bidangnya masing masing.

Acara yang dimotori oleh organisasi I-4 dan Kementrian Pendidikan Nasional ini bermaksud untuk mengumpulkan kembali pahlawan pahlawan intelektual dan cendikiawan potensial Indonesia yang tersebar diseluruh dunia. Mereka adalah orang orang yang mungkin namanya tak pernah terdengar di telinga masyarakat tanah air, tapi berhasil mengharumkan nama Indonesia di luar negeri melalui prestasi intelektual dan keprofesiannya masing masing.     

Beberapa ilmuwan Indonesia yang telah menyatakan hadir dalam kegiatan ini di antaranya adalah Prof Dr. Iwan Jaya Aziz dari Cornell University, Prof Dr Ken Soetanto dari Waseda University, Dr. Juliana Sutanto dari ETH Zurich, Dr. Yow – Pin Lim dari Brown University, Dr. Nelson Tansu dari Lehigh University. 

Tak ketinggalan pula beberapa ilmuwan lainnya seperti Dr. Deden Rukmana dari Savannah State University, Dr. Darwis Khudori dari Le Havre University, Dr. Khoirul Anwar dari Japan Advanced Institute of Science and Technology, Dr. Irwandi Jaswir dari International Islamic University Malaysia, juga akan meramaikan kegiatan International Summit ini.

Menurut Wakil ketua I-4, Dr. rer. nat Johny Setiawan yang juga salah satu ilmuwan di Max Planck Institute, Germany, mengatakan, acara ini diharapkan dapat menyatukan kembali kekuatan potensi bangsa Indonesia di seluruh dunia untuk bangkit dalam membangun masa depan Indonesia. “Acara ini akan memberikan insipirasi dan harapan kepada generasi muda yang kelak akan melanjutkan pembangunan tanah air tercinta,” kata Johny pada detikcom.

Pertemuan International Summit ini sendiri akan terbagi dalam 11 cluster kajian untuk membahas permasalah yang lebih spesifik. Cluster kajian tersebut antara lain: Kedokteran dan Bioteknologi, Energi, Informasi dan teknik elektro, Pendidikan, Perencanaan wilayah dan lingkungan, Rekayasa Industri dan Robotika, Ilmu Sosial, Humaniora, Percepatan Pembangunan Ekonomi, Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Teknologi dan Ketahanan Pangan. 

Koordinator Pelaksana Teknis IS 2010, Willy Sakareza, mengatakan International Summit 2010 merupakan perhelatan yang diharapkan menjadi sebuah titik awal komunikasi intensif antara ilmuwan ataupun professional Indonesia diberbagai bidang. Acara diskusi kajian ini sendiri akan terbuka untuk umum dan bisa diikuti siapa saja.

“Masyarakat yang tertarik mengikuti kajian dalam pertemuan ini dapat mendaftarkan diri secara on line melalui website http://www.is.i-4.or.id”, demikan ujar Sakareza. 

Panitia juga mengundang berbagai pihak seperti akademisi, praktisi, pelajar di Indonesia dan luar negeri untuk mengikuti jalannya  International Summit tersebut, yang rencananya juga akan dipancarluaskan melalui jaringan Radio Perhimpunan Pelajar Indonesia (Radio PPI Dunia).

Tags: , ,
November 10, 2009

Hari Pahlawan. (benarkah gugur satu tumbuh seribu??)

telah gugur Pahlawanku…

tunai sudah janji bakti…

gugur satu tumbuh seribu…

tanah air jaya sakti…

Jika mendengar lagu Karya Ismail Marzuki ” Pahlawanku” itu pasti kita akan terenyuh dan menimbulkan semangat halus yang terukir pada nada-nadanya. Namun ketika realita sekarang itu dihubungkan dengan lagu ini naas nya sangat-sangat memprihatinkan.

Bayangkan saja, ….negara kita semakin carut marut’

penegakan hukum tidak jelas….

mahasiswa tawuran dimana-mana…

             Bahkan jika benar gugur satu tumbuh seribu itu, mungkin yang tumbuh seribu ya hanyalah “rambut anaknya”. Nyatanya tetap saja bangsa kita masih mengalami krisis di berbagai bidang. Dan yang utama dan akar dari semua masalah tentu saja adalah krisis moral. Jika moral sudah baik, tidak mungkin akan ada tawuran, korupsi, dan kejahatan-kejahatan lain.

kata Emha Ainun Najib ” Mungkin Terlalu Lama kita Dijajah, sehingga kita tidak tahu lagi bagaimana cara mengisi kemerdekaan”.

            Ataukah Bangsa kita memang tidak mau merdeka?? tidak mau merdeka dari rongrongan nafsunya dan  kehausan kekuasaan. mungkin saja…..

mungkin…..

namun tentu diantara orang-orang yang bodoh tidak mau merdeka ini masih ada orang baik…..

dan saya harap anda percaya itu….minimal percaya pada diri anda sendiri bahwa anda adalah orang yang merdeka’

Semoga Pahlawan kita adalah orang-orang yang Syahid di JalanNya 

— Selamat Hari Pahlawan–