Dua sisi kampus BHMN

Pada waktu saya berlibur ke Malang kemarin, obyek yang pertama pengen saya kunjungi adalah Universitas Brawijaya. Para mahasiswa yang ada di Malang biasa menyebutnya “UB”. Seingat saya se dulu sewaktu sepupu saya masih kuliah nyebutnya bukan UB tapi “UNBRA”. Pada waktu SMA saya juga masih dengernya unbra. Mungkin karena “unbra” dianggap ntar pikirannya macem-macem, jadi sekarang difamiliarkan penyebutan kampus “UB”. hehe

Karena baru pertama kali masuk ke wilayah kampus UB, saya merasa wahh. Kenapa?? Karena universitas ini ternyata gedung-gedungnya sangat megah dan tinggi. Kalau di kampus saya ITB rata-rata lantainya hanya sampai 4, di UB banyak gedung-gedung baru yang bertingkat 7. Menurut teman saya, semenjak UB menjadi BHMN (juga beberapa universitas lain seperti UGM, UI, ITB) banyak terjadi pembangunan gedung-gedung baru. Tiap fakultas seperti saling berlomba untuk membuat gedung pencakar langit yang megah di kampus terbaik di kota Apel tersebut. Sewaktu saya jalan-jalan di kampus itu saya juga mendapati truk-truk yang membawa material untuk pembangunan gedung baru.

Namun, ketika saya berbicang-bincang lebih jauh lagi akhirnya terkuak juga bagaimana dana untuk pembangunan-pembangunan tersebut terhimpun. Salah satu kebijaksanaan kampus menerima mahasiswa baru melalui jalur khusus (selain dari tes SMPTN) merupakan salah satu sumber dana, dimana para mahasiswa yang masuk melalui jalur khusus biasanya sumbangan uang gedung atau sumbangan awal masuk universitas lebih mahal daripada jalur umum. Mulai tahun 2007, menurut temen saya, UB juga menaikkan spp mahasiswa secara drastis. Banyak mahasiswa yang mengeluh akan hal tersebut namun toh mereka tidak bisa berbuat apa-apa tentang kebijakan kampus. Mungkin kalo demo kepada DPR mahasiswa masih berani dengan berkobar-kobar dan “agak” berbau anarkis, karena DPR tidak bisa men”Drop Out” mereka. Tapi kalo urusan sama rektorat ?? hehe…nanti dulu, bisa madesu (masa depan suram)

Polemik lain yang terjadi adalah apabila mahasiswa dari jalur khusus tersebut kompetensinya tidak memuaskan, dan dapat masuk hanya karena “bisa bayar”. Teman saya yang di UB sendiri mengaku, kalau perbedaan tingkat intelegensia mereka sangat terlihat sekali. Nahh lo’ . Untung, di kampus saya tidak seperti itu. Mungkin karena tahap seleksi jalur khususnya pun juga tidak “main-main”.

Bagi universitas- universitas yang ditunjuk sebagai BHMN memang dituntut untuk mencukupi sebagian dari anggaran belanjanya sendiri. Maka dengan status tersebut dari sisi manajemen memang bisa menjadi sesuatu yang lebih inovatif dan mempunyai potensi untuk menjadi baik. Namun ketika sebagian masyarakat (calon mahasiswa) berasal dari keluarga kurang mampu, maka jika biaya operasional pendidikan tersebut dibebankan pada mereka maka otomatis mereka akan kuwalahan. UGM misalnya, dari saya SMA sudah terkesan “mahal” sehingga banyak teman yang mundur mengikuti seleksi tes masuk. Dan sekarang malah semakin banyak yang lebih mahal dari UGM. Itupun merupakan PTN rating atas yang menjadi idaman bagi calon mahasiswa.

Memang ada program silang yang dapat diberikan untuk mensubsidi mahasiswa dari kalangan tidak mampu. ITB misalnya, memberikan beasiswa ITB untuk semua untuk mahasiswa dari kalangan tidak mampu. Beasiswa tersebut mencakup biaya kuliah dan biaya hidup bulanan selama kuliah di ITB. Menurut informasi tahun lalu kouta untuk beasiswa ini mencapai 100 mahasiswa.

Pertanyaannya apakah semua anak berpotensi dari kalangan tidak mampu dapat menikmati itu semua?? Saya rasa kok masih jauh dari harapan tersebut. Saya jadi teringat negara Jerman atau negara skandinavia yang membebaskan biaya pendidikan sampai pada perguruan tinggi. Kita kapan yah bisa seperti itu?? (harapan boleh donk)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: