December 29, 2011

Sepasang Gading Emas

Handphone saya bergetar ketika saya berada di jok belakang mobil yang sedang melaju dalam tol Cipularang menuju Jakarta. Ada pesan masuk.

Saya buka pesan tersebut. isinya “Pagi, Nak Agung lagi sibuk?…Ini Pak Narmo Suaminya Bu Sri,….”

Dan saya agak kaget ketika melihat nama pengirim sms tersebut. Nama yang membawa saya ke suatu malam beberapa hari yang lalu. Malam itu saya sedang antri waiting list untuk travel ke Bandung. Waktu itu saya agak ragu untuk menyapa seorang Ibu yang sudah berumur…akhirnya saya menunggu di depan agen travel sambil menunggu Mas Eriko, seorang senior di Geofisika yang mengajak saya dalam proyek kecil di sebuah Instansi di Jakarta.

Setelah beberapa saat akhirnya mobil travel datang dan penumpangpun masuk bergiliran. Saya masuk duluan, lalu Mas Eriko kebagian duduk di depan samping sopir. Beberapa saat kemudian seorang ibu yang nyaris saya sapa tadi nyapa Mas Eriko dan spontan Mas Eriko bilang “Eh…Ibu….” yang akhirnya mau ndak mau dugaan saya benar. Beliau adalah dosen saya yang memberi kuliah SIG dan Remote sensing. Memang beliau tidak mengenal dekat saya karena memang hanya terpaut dalam kelas kuliah saja. Kalau Mas Eriko beliau memang kenal karena dulu di jurusan aktif di Lab SIG.

Jodoh memang tidak diduga. Saya yang terpaut 10 tahun dengan Mas Erikopun akhirnya jadi berhubungan karena bidang SIG, yang sebenarnya dia adalah generasi awal pengajar GIS di Comlabs, yang sekarang menjadi pindah ke saya. Tentu saja saya dengan spontan langsung mencairkan suasana hati saya yang malu karena tidak menyapa dengan ” Ibu…jadi sebenernya saya ini ngajar di comlabs itu dengan modal nilai C lho dari Ibu…hahaha”, yang dari itu pembicaraan kami mengalir.

Ibu tersebut duduk di depan saya, dan sebelah kiri saya seorang Bapak yang dari tadi senyum dan nimbrung ngobrol juga. Siapa lagi kalo bukan suaminya. Dan ternyata beliau berdua dari gedung yang sama dengan kami. Bener-bener jodoh. Dan siapa sangka beliau berdua dengan umur yang sudah segitu, masa pensiun dan menikmati hari bersama cucu, masih aktif dan menjadi advisor atau tenaga ahli dalam suatu proyek nasional. Tentu saja artinya sepak terjang kedua orang kakek-nenek ini tidak diragukan lagi. Akhirnya saya tertarik untuk berbincang dengan Bapak…sedangkan Mas Eriko berbicang dengan Ibu, walo sering juga saling menimpali antara kami, 4 orang.

Ketika saya berbicang dengan Bapak ini, hati saya hanya tertunduk malu dan kagum. Memang seseorang yang luar biasa. Ternyata beliau adalah ahli fisika instrumentasi. Ketika dibandingkan seorang setetes air dibandingkan dengan air satu galon. Bayangkan saja, mulai dari geofisika, sipil, sampai pada radioaktif beliau pernah mempelajari. Beliau adalah lulusan Fisika ITB yang dulu bekerja di instansi Batan. Pengalamannya tentu tidak hanya di dalam negeri saja, tapi berbagai negara. Dapat saya simpulkan sebagai orang yang sangat kompeten pada masanya.

Istrinya yaitu Ibu Sri, yang merupakan adik kelasnya dulu di MIPA. Yang akhirnya menjadi dosen generasi pertama Geofisika dan Meteorologi yang dulu masih dibawah Fisika-MIPA. Cerita kami lalu terbawa ke ruang dan waktu berbeda…entah kenapa saat itu waktu seolah-olah berada antara masa lalu,sekarang, dan masa depan…

Dari pembicaraan nampak jelas bahwa beliau adalah seorang yang sangat low profile dengan kemampuannya pada zamannya yang luar biasa. Zaman itu, dimana Pak Lilik Hendrajaya jadi adik kelasnya. Luarbiasanya sekali adalah semangat belajar dari beliau berdua yang seolah tidak pernah habis. Saya ingat waktu mengajar saya, Ibu Sri masih belum doktor, dan dengan umur yang segitu sekarang beliau sudah Doktor…

Saya lalu menuliskan nomor telepon saya dan email di Handphone Bapak Tadi dan janji kapan waktu akan berkunjung ke rumahnya. 2 Jam waktu perjalanan itu seolah habis dalam hitungan detik saja karena Dua Gading Emas yang bersama saya….seolah pengen melanjutkan cerita. Namun travel sudah sampai Bandung…dan kamipun turun. Sekali lagi saya mencium tangan beliau berdua sebelum beliau naik taksi…lalu saya naik angkot ke arah Siliwangi bersama Mas Eriko…

 

….Jangan Lupa kalau sempat dikopikan buku Applied Geophysic…[lanjutan dari potongan sms pagi itu]

 

October 18, 2011

UTS lagi??

Loh loh??

ini kok judulnya tiba2 UTS (ujian tengah semester)?? Hehe. Iya, karena luaamaa tidak update blog akhirnya di sela-sela kesibukan (ciee, sok sibuk)…dapat menulis.

Alhamdulillah, karena “iseng” daftar S2 pada bulan Juli kmaren, nyiapin syarat-syarat seabrek dan tes maka pada bulan Agustus resmilah memulai kuliah dengan biaya Beasiswa Mendiknas (belum turun juga….T.T), di Jurusan Geothermal ITB. Kandang gajah lagi deh…:D

Btw angkatan S2 Geothermal Tahun ini paling banyak,ada 36 orang, karena selain adanya beasiswa juga ada instansi-instansi pemerintah atau perusahaan yang mengirim pegawainya untuk mengambil bidang ini. Bidang Langka, haha…karena S2 geothermal ini katanya satu-satunya di dunia. Tapi hal itu memang layak ada di Indonesia karena potensi geothermal di Indonesia adalah yang terbesar di Dunia. Ketika dulu kiblat keilmuan geothermal ada di New Zealand dan USA, maka sekarang Indonesia mau tidak mau harus menjadi kiblat keilmuan ini. Begitu Kata Mbak Nenny dan Mas Ali, dosen kita. Sekedar tahu saja bahwa dosen-dosen Geothermal ITB adalah dari dosen Teknik Perminyakan, Geologi, dan Geofisika yang berkolaborasi membentuk satu Prodi S2 baru yang dipimpin oleh Mbak Nenny sebagai Kaprodi. Mbak?? oh iya karena dosen-dosen Teknik Perminyakan itu biasa dipanggil “Mas/Mbak” oleh mahasiswa. Jadi walaupun udah punya cucu dan gelarnya profesor manggilnya ya tetep saja “Mas/Mbak”. Hehe

Rentang umur pada S2 Geothermal ini sangat variatif, ada yang sudah bapak-bapak namun ada juga yang masih 19 tahun. Ada yang dari swasta, pemerintah, swadaya, atau yang nekat seperti saya. ahaaa :D. Karena latar belakang keilmuan saya dari bidang geofisika, maka lebih nyaman saya mengambil sub-bidang eksplorasi yaitu yang bagian survei2 dan mencari potensi-potensinya itu, walaupun sebenernya bisa juga masuk yang bagian engineering yang lebih banyak berurusan dengan “inul”(ngebor). Yang jelas karena angkatan yang sangat banyak untuk S2 maka sekelas ruame. Dan di Sub-bidang Eksplorasi terdiri dari 15 orang yang dinamain “Pablo” sama Mbak Rios sebagai ketua angkatan adalah grup yang suka bikin heboh…suka belajar bareng, dan “Hang On” juga…haha(hang on=hang out).

ini nih fotonya Pablo 😀

Nah,Dikelas pun juga sempet2nya geje 😀

dan…acara belanja keluarga juga sebelum ekskursi

Mbak Rios& Tria : what next hang on Mas Poo?? hahaha

kayaknya kmaren setelah minggu-minggu stress UTS…bisa sedikit longgar untuk beginian.Eits…padahal “yang laen” sedang menunggu dijamah. Hehe…

May 16, 2011

Futsal=Gosong

karena terlalu fokus pada tangan yang agak terkilir yang di kaki malah gak kerasa

Mulanya gak kerasa, setelah 2 hari kok ternyata gosong…-_-”

pantesan betis jadi gede @_@

May 2, 2011

Maen ke Malang :)

kijang di sebuah taman di blitar

 lupa nama tamannya apa. Cuma taman kecil di sebelah masjid, tapi asyik juga buat melepas lelah sejenak

wah, dapet sendok yang bekas dipake tukang sulap kayaknya 😀

 ternyata di malang banyak pesulap ya 😀

porsi yang ngeri

RM. IKANA , Malang. Rumah makan yang dijadikan sasaran untuk makan ramai-ramai. Pesan :”jangan makan disini sendiri”. hehe.

Seporsi nasi goreng ini cukup untuk makan bertiga. Kalau hanya berdua kayaknya masih terlalu banyak. Jadi kami memesan 2 jenis, masing2 satu porsi. Akhirnya kami sedikit kewalahan juga dalam menghabiskannya @_@

sahabat

May 2, 2011

Jalan-Jalan with #Comlabs

pepohonannya keren

 fotografernya keren, bisa dijadiin poster yang bagus 😀

bapak-bapak papua lagi having fun

 ternyata bapak-bapak yang bertopi mbah surip itu bisa bahasa jawa (5 tahun di semarang) dooh, jadi bisik2ku sama temen2 ketahuan donk ya?? — tepok jidat– 😀

kawah tangkuban perahu

 sebenernya akan tampak lebih bagus jika punya kamera SLR …@_@ (kapan yaa punya)

pedagang di tangkuban perahu