Ketika membaca sebuah status seseorang di FB yang bunyinya “…Cukuplah Hanya Allah yang tahu”, saya bertanya-tanya dan sekaligus miris.
apa benar sudah cukup???
lalu esensinya ditulis di facebook??
— jangan jangan saya juga pernah melakukannya pada saat emosi labil??–
saya jadi takut bahwa eksistensi life-logger buatan manusia ini sudah menjadi “malaikat”untuk sebagian orang yang sangat ‘addict’ terhadapnya…
yang lebih saya takutkan lagi ya bahwa sebenernya apa yang kita tulis di FB itu bukanlah eksistensi dari Pikiran-Hati kita, hanya sebagai “kembang api” buatan untuk memeriahkan status-status yang berderet….
dan sinkronisasi dari Hati-Indra-Pikiran itupun telah terdistract oleh “mindplay effect” oleh Facebook…menyebabkan sesuatu yang paradoxs seperti diatas…
Esensinya tentu saja, apakah kita bener2 bisa meninggalkan sejenak “dunia aneh” ini…ketika inget(berharap mendekat) padaNYA
jangan-jangan karena hal yang”sangat kecil itu” malah kita yang terpelanting jauh dari Nya,karena sebenernya kita juga ingin diperhatikan oleh sekelompok mahluk dan Iblis pun tertawa senang…karena mungkin bisa mendekati “syirik” yang sangat-sangat samar…
(Wallahu A’lam)
tentu saja kata kuncinya adalah belajar…sama ketika Ali RA di tes oleh Rosulullah karena menganggap dirinya sudah “khusyuk”dalam sholat…hmm
belajar…yuk, mari sama-sama belajar 🙂