Akhir-akhir kmaren saya kurang ngeh untuk ngisi blog. Setidaknya itu bukan karena saya sibuk banget, namun karena beberapa waktu lalu saya mliger-mliger( mobile terus) dari bandung-rumah trenggalek- malang. Maka otomatis saya gak bisa memiliki akses internet seperti di bandung.
Nah, karena sekarang saya memiliki banyak waktu luang maka saya bisa nulis lagi di blog…
Perjalanan bolak balik saya Bandung- Malang itu sebenernya diawali dari maen-maen aja ke temen yang dari SMA yang memang banyak yang kuliah di Malang. Di Malang sekitar 2 hari itu ternyata ada yang menarik saya untuk kembali lagi kesitu, Ya semoga saja nantinya dapat menjadi rejeki dan juga itung-itung belajar bisnis dari temen yang kuliah di jurusan bisnis 😀 hehe…jadi saya merampok ilmu secara gratis
Ketika di Malang saya sangat surpise dengan harga makanan yang sangat “miring” dibandingkan dengan Bandung. Menunya pun sangat variatif dan relatif lebih higienis. Walaupun berada di daerah kosan, namun setidaknya warung-warung atau kantin di daerah sekitar Universitas Brawijaya itu bersih. Tidak seperti di Bandung yang kurang memperhatikan kebersihan dan terkesan “jorok”, lingkungan kos di situ juga lebih tertata. Namun saat di kosan beberapa temen ada juga yang kurang bersih (seperti di Bandung) 😀
Secara geografis Malang dan Bandung relatif sama yaitu berada pada daerah pegunungan yang artinya udaranya dingin. Tentu saja jika disuruh memilih Jakarta/ Surabaya atau Bandung / Malang saya akan lebih memilih yang kedua karena tidak panas. Nah, karena antara Bandung atau Malang itu dipilih-pilih lagi, dengan melihat kedua faktor diatas yaitu harga makanan yang murah dan tingkat kebersihan maka mungkin Malang adalah pilihan yang bagus untuk domisili. Weitts, tapi tunggu dulu….
Domisili biasanya khan identik dengan “tempat kerja / kantor” , sedangkan mungkin kalau di Malang bidang kerja saya mungkin sangat jarang atau tidak ada. Sebenernya juga gak harus bekerja di bidang yang ditekuni juga gak apa-apa asal bisa survive dan sukses. Namun pastinya juga pengen donk memakai sedikit yang sudah dipelajari selama 4 tahun tersebut. Bahkan kalau mau diterusin belajar lagi, jika masih dalam 1 keilmuan khan gak terlalu “njomplang”…nah, sampai disini polemik lagi bukan?? hihihi…
Jadi Intinya untuk domisili permanen itu kadang gak hanya masalah kenyamanan, tapi juga bergantung kepentingan profesi dan juga faktor lain juga’ . Jadi??.. so what??? ahh, pindah2 juga gak papa, Punya Rumah dimana-mana juga gakpapa 😀