Selama ini se pengalaman saya dengan sopir angkot di bandung bisa dibilang kurang begitu harmonis (??!!kaya keluarga saja), karena yang pernah saya alami dengan sopir angkot kebanyakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Mulai dari tidak melihat situasi saat berhenti, sopir yang marah2 karena tidak ada penumpang, sampai kebut-kebutan yang sangat mengerikan sampai saya ketawa-tawa (karena saking takutnya)…
Anyway saya terkadang juga memaklumi itu semua karena bagaimanapun angkot merupakan salah satu fasilitas umum yang sangat membantu saya
Beberapa hari yang lalu mungkin sesuatu yang paling harmonis antara saya dan sopir angkot. Seperti biasa saya pulang dari kampus sudah capek dan ogah-ogahan sekaligus terburu-buru. “kiri” saya menyahut ketika angkot sampai di depan gang kosan saya. Saya langsung turun dan merogoh selembar uang yang ada di kantong jaket saya dan saya kasihkan ke abang angkot dengan langsung kabur saja tidak menoleh kembali ( karena memang ongkosnya biasanya Rp.1000). nah, setelah beberapa puluh langkah masuk ke gang, saya mendengar ada yang memanggil-manggil di depan gang. Eh, ternyata sopir angkot itu memanggil saya ( ngapain lagi, pikir saya)…ternyata dia bilang kalau kembaliannya belum. ??? (ohh, ternyata yang saya kasihkan tadi adalah selembar 5 ribuan ). Yaya…”terima kasih a’ “ setelah saya menerima kembalian itu.
Hmm rupanya dia tadi memanggil –manggil saya untuk mengembalikan “sesuatu yang bukan haknya”, dan bagaimanapun saya salut dengan kejujuran abang sopir angkot tadi karena kalaupun dia tidak kembalikan juga saya tidak akan tahu.
Jadi…hidup itu indah kan jika banyak kejujuran…??!!