Pemimpin itu bisa diibaratkan sebagai komputer server. Yah’ kalo anda inget server komputer, maka mungkin begitulah seharusnya seorang pemimpin itu memposisikan dirinya
1. kalo komputer server itu menjadi “pelayan” untuk node-node (komputer client) yang lain, maka seharusnya pemimpin juga begitu. Pemimpin harus bisa menjadi fasilitator dan menghubungkan bawahannya yang satu dan yang lain.
Seorang pemimpin harus menjadi media dan lem perekat yang kuat untuk terbinanya hubungan yang harmonis antar bawahan jadi sebenernya pemimpin BUKAN POSISI UNTUK BERSENANG-SENANG, namun lebih kepada posisi yang berat, yang menjadi tumpuan bagi yang lain. Dan tugas yang berat itulah, yang dapat membuat hati seorang pemimpin yang tulus menjadi sumber kebahagiaannya.
2. Kalo server itu merupakan pusat pengontrol dari komputer client, maka pemimpin seharusnya juga begitu. Pengontrol disini bukanlah dalam arti bahwa pemimpin itu orang yang paling berkuasa, namun pengontrol adalah suatu alat untuk kebaikan untuk tujuan bersama. Admisnistrasi dan regulasi merupakan alat demi tercapainya kondisi bersama yang ideal, dan norma-norma yang ada didalamnya merupakan representasi bahwa manusia itu adalah “manusia”. Makhluk yang beradab dan berkepribadian.
3. Jika dalam suatu ancaman berbagai virus maka dinding pertama yang harus ditembus adalah pengaman dari servernya. Begitu juga seorang pemimpin. Pemimpin adalah garis depan dan pelindung bagi bawahan atau anak buahnya. Rasulullah SAW tidak pernah memposisikan dirinya pada barisan belakang pada saat perang. Beliau selalu berada pada garis depan, menjadi sasaran pedang, giginya tanggal dan luka-luka yang lain.
Lantas , jika seorang pemimpin itu tugasnya sangat berat, maka kualifikasi apa yang harus depenuhi sebagai seorang pemimpin??
Ya jawabnya sama seperti spesifikasi komputer server.
1. Komputer server : kuat dan ber-spek tinggi = pemimpin yang kuat dan berwawasan luas
2. Komputer server : harus punya fasilitas transfer data yang baik = pemimpin yang harus dapat berkomunikasi dan bisa mendengar aspirasi dari bawahannya
3. Komputer server : sensitif terhadap malware dan virus = pemimpin : harus care dan mengerti keadaan bawahannya dan konflik yang ada.
4. Server yang harus update, baik software maupun hardware = pemimpin yang mau terus belajar, dan terus berusaha memperbaiki diri (baik fisik, psikis, maupun rohaninya)
Jadi ??? apakah masih ada pemimpin yang tulus dan jujur?? Saya rasa, masih banyak. Namun terkadang dimata kita sendiri, orang yang baik pun dapat menjadi buruk akibat sifat iri dan dengki. Maka tidak salah bila Rasulullah SAW mengibaratkan iri dengki itu bisa membakar seluruh kebaikan.
Mudahnya sebenernya anda tanya saja pada diri anda sendiri : apakah saya masih mempunyai sifat tulus dan jujur?? Yah, jawabannya pasti masih punya.