Layang-layang di Bandung

Sebenernya gak ada yang salah dengan bermain layang-layang. Namun jika melihat di Bandung ini kondisinya sangat ironis. Kenapa? Karena anak-anak dan bahkan orang tua disini bermain layang-layang tanpa memperhatikan lingkungan sekitar. Yang dimaksud lingkungan disini adalah infrastruktur kabel listrik yang merupakan kebutuhan primer bagi penduduk. Mereka seakan tidak tahu (atau mungkin tidak mau tahu) apa yang akan terjadi dengan kabel-kabel PLN itu jika mereka menerbangkan layang-layang di daerah perumahan yang padat dengan infrastruktur listrik. Benang layang-layang yang putus dan membelit di kabel listrik hampir menjadi pemandangan yang tidak aneh lagi di bandung ini.

Terlebih lagi mereka yang bermain-layang layang emang sengaja diadu yang artinya kemungkinan untuk benang putus itu semakin besar. Beberapa kali saya menemukan layang-layang putus di loteng kosan saya. Saya juga pernah mendengar ada seorang pengendara motor yang lehernya terluka saat melaju dengan motornya karena terbelit benang layangan yang putus dan menyangkut di pohon dekat jalan raya.

Jika musim hujan tiba bukan tidak mungkin jika benang layangan yang membelit kabel listrik itu terbuat dari benang kawat (yang sering digunakan untuk aduan) akan menyebabkan korsleting yang berakibat fatal. Paman saya yang kerja di PLN bagian penanganan infrastruktur lapangan juga sering mengeluh karena benang layangan itu. Padahal menurutku belum seberapa jika dibandingkan dengan yang di Bandung ini.

Saya jadi bertanya apakah PLN atau pemerintah tidak pernah memberikan himbauan untuk tidak menerbangkan layang-layang di daerah infrastruktur listrik. Atau apakah orangnya saja yang memang “mbalelo” …huh’. Setidaknya orang tua juga harus memberikan pengertian kepada anak-anaknya bagaimana bermain layang-layang yang aman dan tidak mengganggu lingkungan