Review ayat-ayat cinta kmaren ada yang salah. Ternyata lokasi syutingnya bukan di kairo dan jakarta, tapi di India dan Semarang’ OK. Btw tapi aku kmaen kan nulis setting, jadi bisa diartikan tempat di alur ceritanya, bukan tempat syutingnya, he he..
Dosen….dosen…
Btw, pak Sri Widiantoro itu ternyata humoris juga’, walaupun profesor, tapi kadang bercandanya konyol juga. Dengan gaya ngomongnya yang kalem gitu ternyata dia bisa lucu dan membuat mahasiswa ketawa setelah mendengar goyunan khasnya, he he…
Tapi jika ngomong ngomong tentang dosen favorit, kayaknya aku punya pandangan sendiri. Jika temen-temen menganggap Pak Grandis itu dosen yang strict dan tidak punya selera humor, maka aku memandang dia dari sisi yang lain. Memang se Pak Grandis itu strict dan terkesan kaku tentang urusan kuliah, tapi aku melihat disisi lain sebagai seorang “pendidik” dia sangat kompeten. Ya..dia mendidik’ bukan mengajar seperti dosen-dosen lain yang hanya mengeluarkan materi kepada mahasiswanya, tapi Pak Grandis lebih ke arah pembentukan mental positif. Dan alasan aku mengikuti kuliah magneto tellurik (MT) nya bukan hanya sekedar untuk mempelajari ilmu kuliahnya, tapi lebih kepada keinginanku untuk bisa memdapat pengaruh positif darinya. Orang yang sangat “berwibawa” karena kekonsistenan dan kepeduliannya terhadap mahasiswanya. Walo aku blom ngerasain langsung se, tapi setidaknya Soni dan Hanif adalah mahasiswa bimbingannya yang menurutku ”sangat terurus” ketimbang mahasiswa yang bimbingan kepada dosen2 lain… (tugas akhir. Red). Kepeduliannya tidak hanya pada mahasiswa bimbingannya, tapi lebih dari itu aku ngelihat Pak Grandis adalah dosen yang paling peduli tentang keadaan jurusan yang saat itu masih dalam tahap penggabungan (akuisisi) oleh teknik geofisika. Hmm…
Masi inget juga ketika kuliah inversi semester kemaren. Dia bilang bahwa gak bisa menggunakan matlab sebagai komputerisasinya karena blom sempet belajar. Ternyata pada pertemuan selanjutnya Pak Grandis membuatku tergumam-gumam. Ya’ dia sudah bisa matlab secara lancar, walaupun programnya sederhana. Biasanya se kalo udah jadi doktor gitu udah males belajar barang-barang yang baru, tapi Pak Grandis memang seorang yang tekun, tentunya dengan usia yang tidak muda lagi seerti itu menjadi nilai lebih tersendiri. Ck ck ck…