Uhh..sebel. udah mandi pagi-pagi(dingin banget), trus berangkat agak lari(karena udah telat) ehh gak taunya sampe di kelas dosennya gak masuk. Cuma dikasi lembaran absensi ama petugas TUnya trus kelas bubar.hehh…payah banget’ L
Btw kmaren aku nonton ayat-ayat cinta. Dapet darimana tuh orang aku juga gak tau, pokoknya dikasi trus nonton bareng dah. Kayaknya se itu film masi mentah banget, karena bajakan tentunya. Kan bioskop aja belon keluar” he he…
Film ini diangkat dari novel yang sangat popular dikalangan muda-mudi. Anak-anak ta’lim juga banyak yang baca karena kisahnya bagus dipandang dari sudut agama. Hmmm..makanya ketika film akan dirilis udah banyak orang yang gembar gembor dan menuggu sampe jenggotan.he he…
Well, btw setelah aku mengikuti jalan ceritanya ternyata hampir sama saja seperti film-film hanung yang laen. Meskipun diangkat dari novel tersebut, tapi film ini kayaknya kurang cocok jika disebut sebagai film yang”Islam Gue Banget”. Gak tau ya gimana komentar anak-anak ta’lim kalo abis nonton, tapi yang jelas aku sendiri kurang sreg dengan film itu…
Dibuka dengan iringan lagu Kyai Kanjeng nya Emha Ainun Nadjib, seolah film tersebut menjadi film rohani yang bisa menyelaraskan antara artistik dengan Islam. Ketika memasuki alur pertama, tampak beberapa bintang yang biasanya maen dalam film nya hanung yang ekstrim banget , lalu dengan mudahnya mereka terpilih menjadi bintang di film ini. Dalam proses penggarapannya kuakui bahwa film ini jempolan. Dengan dua setting yaitu kairo dan Jakarta, seolah film ini patut menjadi film lintas benua.
Nuansa Islam seolah sangat terlihat ketika Fedi Nuril dengan fasihnya menggunakan bahasa Arab, demikian juga tokoh-tokoh yang lain. Jika dilihat sekilas memang film ini bagus, tapi ada beberapa hal yang menurutku kurang pas. Jiwa seorang sineas muda Nampak sekali dalam pembuatan film ini, sang director kurang bisa menempatkan film ini sebagai mana mestinya. Adanya adegan ciuman dan adegan intim lain menyiratkan bahwa sang director masih terbawa film-film nya yang dulu. Walaupun di cerita adegan itu merupakan adegan seorang suami dengan istrinya, tapi seolah adegan tersebut membuyarkan idealisme novel aslinya. Relevansi dari petuah di novel tersebut terhapus dengan adegan-adegan yang kurang pas. Tokoh-tokohnya juga kurang pas jika membawakan nuansa Islam, sebut saja Fedi NUril sebagai tokoh utama yang pernah maen di Film Garasi Yang notabene Underground, Rianti Cartwright yang memerankan Aisyah merupakan VJ yang centil dan pernah maen di Film Jomblo,dan Film Pesan dari Surga, Dennis Adhiswara(jomblo),Surya Saputra(Gay di Arisan) dll. Untung gak ada Ringgo”agus” Rahman…karena mau tidak mau,pengaruh tokoh dalam cerita tersebut akan dilazimkan pada keadaan yang sebenarnya. Atau yang lebih kacau malah esensi karakter tokoh di cerita tersebut dirusak oleh track record dari actor-aktrisnya…(misal : Seorang Fahri,figure yang ideal dalam film tersebut jadi dinisbatkan ke seorang Fedi Nuril)..kacau kan??!!
Kematangan seorang director dan pengetahuannya dalam suatu affiliasi(dlm hal ini Islam,red.)sangat tampak melalui filmnya, tak terkecuali film tersebut. Jika dibandingkan dengan Film-film Dedi Mizwar yang sekelas lorong waktu dan Kiamat sudah dekat,maka kelihatan benar bahwa film ayat-ayat cinta ini masih kalah kualitasnya. Film-Film seperti kiamat sudah dekat dan para pencari tuhan misalnya, walaupun konyol,tapi kereligiusannya tidak pudar dan petuah-dalam film tidak melebur karena adanya adegan yang kurang pas. Dalam para pencari Tuhan misalnya, ada kisah cinta antara Azzam dan xxx(?? Lupa.yg diperankan zaskia mecca) yang lebih menarik menurutku ketimbang adegan ciuman di ayat-ayat cinta. Begitu juga dalam kiamat sudah dekat, esensi kereligiusannya gak hilang oleh kekonyolan dan karakterisasinya. Mungkin jika Hanung bisa mengungkapkan cerita dalam novel itu tanpa(“adegan mesra”) dan tokoh yang dipilih juga pas, mungkin akan lebih baik ….
Dan ternyata dugaanku benar. Ketika aku dulu bertanya siapa sutradara yang menggarap ayat-ayat cinta dan dujawab oleh temenku”Hanung Bramantyo”, aku sudah merasa bahwa akan kurang pas…ehh ternyata benar.
Ps : jangan membajak.
Buat mas Hanung : maaf yah(forgive me)’ ,saya dikasi tmen
Leave a Reply